I'm so afraid for tomorrow.. sumpah gue takut, mana lagi sakit lagi?
Kemaren gue belajar sampe begadang loh belajar kimia sama fisika, soalnya itu pelajaran adanya di dua hari pertama UB besok. Itu pelajaran yang SUMPAH bikin deg-degan. Gue takut untuk terlalu confidence. Gue takut terlalu percaya diri. Walhasih, bangun-bangun badan gue panas gara-gara kemaren nekat begadang sampe jam setengah tiga. Begitu gue keluar kamar, gue langsung nyapa nyokap dengan, "Ma.. badan kakak panas". Nyokap langsung kalang-kabut.
Hahaha, gue ngerasa diperhatiin deh sama nyokap dan bokap karena selama ini gue antara kayak anak ilang sama kartini junior. Gue dicuekin tapi gak boleh main keluar rumah. Keluar pager aja dicariin (bukannya lebay loh, tapi kenyataan). Tapi sekarang sikonnya beda. Gue lagi sakit, nyokap-bokap langsung... waaaoooowww, perhatiannya beda deh pokoknya. Yang bikin gak enak cuman bokap gue sih, ngomong gini, "Makanya dibilangin jangan dipaksain belajar jangan bandel. Sekarang begini. Belajar aja terus, besok gak ujian!" Kata-kata akhir bokap gue tuh seperti berkata, "Udah gak usah belajar". Haha, iya sih kata orang-orang disekeliling gue pada bilang kalo setiap gue belajar selalu diforsir. Mau gimana dong? Soalnya gue tuh tipe orang yang mood-moodan belajar, sekalinya mood belajar bisa seharian. Sekalinya gak mood, bisa berbulan-bulan. Tapi entah mengapa, sejak gue masuk 81. Hidup gue tiada hari tanpa belajar, dan alhamdulillah mood gue muncul terus. Jadi yaa, seharusnya bokap dan nyokap mensyukuri anaknya kesurupan setan pinter. Tadi aja, gue ditinggal sendirian dirumah (dan ditemani pembantu setiaku, PARTO dan WATI). Mereka gue kerjain gak ada mama dan papa yang sedang having fun di acara ARISAN KELUARGA MELIALA, gue sarapan pake bubur. Makan siang pake nasi goreng dan minumnya es teh manis. Hahaha sakit-sakit berasa makan di restoran, hohoho.
Nilai yang udah keluar juga baru biologi, itu juga gue gak tau masih bisa berubah (baca: jadi tambah jelek) atau engga? Yang gue tau nilai KKM gue di angka 78,69. Gue berasa bego banget di kelas (walau udah tuntas ke persyaratan masuk IPA: 77) soalnya anak-anak di kelas gue pada 80an. Begitu Bu Rina bilang, "Nilai kalian ini tinggi-tinggi loh, nak. Susah untuk ngedapetin PMDK." waaaah, gue berasa dapet angin surga dari mulut Bu Rina. Berarti gue punya kesempatan untuk itu. Tapi tetep aja, gue dapet angin neraka dari Bu Erna sang guru Matematika-ku tercinta. Katanya berhubung waktu itu gue susulan UB1 Semester 2, jadinya nilai semester 2 gue masih kosong sedangkan anak-anak lain udah pada dimasukin di SAS. bukannya elo yang nyuruh gue ikutan 1st Youth Global Warming Symposium and Workshop I yang mengharuskan gue cabut pas UB waktu itu, Bu? Tapi gue gak bisa nyalahin Bu Erna juga, soalnya gue sangat menikmati 1st YGWS, ada tatsu si ganteng, ada sameer si alay, ada Rachael international leaderku tercinta. Anak-anak dari APU juga baik-baik dan good looking hhahaha. Kimia ku tercinta, gak jelas nasipnya gimana, kata Pak Ahong sih, nilai yang bakal diperoleh di semester 2 gak mungkin lebih jelek dari semester 1 (soalnya nilai semester 1 gue ngepaaas banget standar IPA, 77 hehe). Gue gak tau deh ya kata-kata Pak Ahong bener apa kagak. Oiya kata Vita pak Ahong kecelakaan ya, sampe patah tulang? Pak Ahong get well soon ya pak hehe muah muah. Dan pelajaran terakhir, jeng jeng jeng jeng.... FISIKA, matapelajaran yang paling keramat (bagi gue) untuk penjurusan ke IPA. Bu Elluuuuuth! I love you, Bu. Nilai saya bagusin dong buu, hehehe. Yang terakhir gue tau sih nilai gue udah aman (yang semester 1 nya), tapi nanti UB FISIKA ada materi CAMBRIDGE maaaan! Sumpah pake bahasa Inggris! Bahasa Indonesia aja setengah ngerti, apalagi bahasa Inggris? MABOK DAH GUE! Kita tinggal tunggu tanggal mainnya besok... Planning gue sudah terencana dengan matang, tinggal apakah rencana gue di-ridhoi apa enggak oleh ALLAH SWT. Allah, I Love You so much. Don't let me cry cause of my result, GOD. Amen.
He saw at me He smiled to me He laughed with me He's kind He is strange
Again and again. I feel in a million feels and sing together with him. I’m really amazed about what I feel and what I want. I just want him to know that I love him just the way he is. Whatever what people says about him,inspite the fact that he always in my heart.
Nothing last forever, babe.I want you to keep my love for you. No one can change your position in my heart.I’ve never wanted you to go away from my side. You’d done your best in my heart. I’m waiting for tomorrow. I feel tomorrow is very long, now. I am impatient to see you again. I hope it’s not only my passion. But, you should keep my love until forever.
I’ve always missed you every holiday. (sigh)... I don’t wanna we separated.
No one can answer this question. But, now I feel like I am alone, with no friends.
You are perfect from my glasses. You’re the reason why I can survive now. You look like down in every word I said. I don’t wanna make you down, because I believe that you can give your heart to me. Only you who can make me fallen and loving. You’re irrepleacable. You coloured my world. With some tones. With your instruments. Music belongs to us.I’ll always love you even though you’ve ever denied my love for along time.
Maybe I’m not patient enough. But I still try to believe that you’ll give your love to me. We’ll see, is that true? I’m waiting for the truth.
Hari kamis tuh bener-bener hari yang horor! Selain malem jumat, anjrit! I can't imagine again what was happened yesterday. Ini semua akibat ke-nekat-tan gue yang sok-sokan nontonONE MISSED CALL. Gue pertegas, SENDIRIAN. Jadi kejadiannya, gue diajak sama nyokap dan bokap jalan. Gue menolak mentah-mentah. Karena yang mereka anggap jalan-jalan adalah mengunjungi rumah gue yang ada di Buaran yang sudah lama tidak terurus. Ekspresi muka gue langsung -_____-; . Males banget deeeh ke rumah yang debunya udah setebel apatau. Gue kan bukan anak kecil yang bisa di-iming-imingin, "nanti kita makan kak di CIBIUK, kak. sambelnya enaaaaak". Yeeeah whatever deeh, gue gak mood kemana-mana liburan, kecuali libur panjang, baru gue mau jalan-jalan. Begitu nyokap dan bokap gue pergi, gue langsung tancap nyetel video yang belom gue tonton-tonton selama dua minggu lebih (FYI: waktu itu gue sempet nonton sepuluh menit pertama, tapi karena awal-awalnya ada adegan yang 'agak bagus', jadi gue ngundur-ngundur nontonnya. Takut bokap gue ngeliat dan SCREAMING gara-gara nonton). Awal-awalnya sih gue biasa aja, makin ke sini gue makin tegang. Pembokat gue emang dasarnya kurang ajar tuh si parto sama wati, mereka pada nonton tv di ruang sebelah, ketawa-ketawa. Sial bener. Gue tegang sendirian, ngedenger screaming-screaming kecil si Beth (pemeran utama di film One Missed Call). Si Wati lewat mau ke dapur, tiba-tiba ada adegan si Beth dikejar sama mumi yang megang HP gitu deeeh. Serem abis. tiba-tiba si Wati teriak, "Hiiiiiiiiiiiiii!!!!!!". Spontan gue njerit! "Huaaaaaaaa!!!!!!". Gue kaget sendiri. Anjrit gue sok-sok banget nonton film begituan padahal ujung-ujungnya gak bisa tidur. Gue ketakutaaaaaan selama nonton. Akhirnya gue memilih untuk tidur selesai nonton, gue mimpi dari kolong tempat tidur gue nongol mumi yang ada di ONE MISSED CALL. Gue jerit-jerit deeeh akhirnya kaya orang tolol. Malemnya gue baru bisa tidur jam 1 malem, dan kebangun jam 2, dan baru bisa tidur lagi jam setengah lima, dan kebangun lagi jam setengah 6....
Pelajaran yang dapat diambil: jangan sok-sok nonton horor, kalo ujung-ujungnya ga bisa tidur
Kayaknya otak gue lagi kehabisan ide nih buat nulis di blog, hahaha. Tapi gak tau yaa, rasanya hati gue lagi mood nulis-nulis hal yang romantis. Tapi berhubung gue masih punya simpanan kata-kata puitis najis dari diary gue, gue tulis di sini aja ya. Ini diary yang gue tulis selama 3 hari dari tanggal 28 Februari 2009 sampe 2 Maret 2009. Selamat menikmati :)
Sabtu, 28 Februari 2009
Ia begitu pandai menempatkan posisinya sebagai orang yang tersayang. Maka jelas sudah kekagumanku bukannya tak beralasan. Bagiku ketampanannya bukan berasal dari khayalan atau mimpi. Siapa yang menyangka kalau ia yang begitu biasa mampu kucintai? Ah, ia harusnya tau siapa orang yang mencintainya dengan sepenuh hati.
Entah ia tidak tau, atau pura-pura tidak tau, atau bahkan otaknya terlalu tumpul untuk memikirkan cinta.
Gengsi itu memang pasti ada. Ku tak ingin berdusta, namun sampaikah hati ini untuk menyatakan cinta lebih dulu? Nampaknya tidak. Gengsi ini memang terlalu berlebihan, wajar. Ya ampun, ayolah! Ia tak mungkin menyadari perasaanku kalau hanya setengah-setengah seperti ini. Ingin tak memperdulikan, namun apapun alasannya mataku slalu mengarah ketempat dimana kakinya dipijakkan. Skali lagi ayolah. Cinta memang terlalu bodoh untuk memahami perbedaan yang signifikan. Sulit untuk menggapainya dengan mudah. Perjuangan untuk itu memang pasti ada. Namun apa yang harus ku perjuangkan kalau berjuang dengan tidak berjuang, hahaha hasilnya akan tetap sama. Sama-sama nihil. Sama-sama tidak berhasil. Sama-sama dihiraukan olehnya. Dan sama-sama tidak dipedulikan oleh hatinya yang memang tak peduli dengan cinta.
Mungkin cinta itu memang menghinggapi hatinya yang polos, namun sekali lagi ku katakan otaknya memang terlalu tumpul untuk memikirkan hal kecil yang bodoh yang bernama cinta.
Minggu, 1 Maret 2009
Apakah hal yang ku pendam patut untuk dibingungkan? Lagi-lagi tentang cinta. Lagi-lagi dia yang membuat hatiku bimbang akan keagungan cinta. Wajahnya yang selalu membayang dibenakku. Apa ini yang namanya benar-benar cinta?
Kupikir cinta itu menyenangkan. Membuat hidup ini penuh semangat, penuh gairah. Namun tidak selamanya cinta demikian. Yang ada malah membuatku merasa sendiri. Membuatku merasa tak mampu menjalani hidup ini tanpa cinta. Apalagi ditambah dengan ketidakpastian cinta yang ia berikan padaku. Oh Tuhaan, apa yang harus ku lakukan agar cinta itu pasti dan nyata?
Dengan semua petunjuk yang ia berikan? Petunjuk yang menggantungkan perasaanku. Ku ingin sekali tak mempercayai bahwa ia mencintaiku. Namun teramat sulit rasanya untuk membuang jauh-jauh perasaan besar hati itu. Tak ada yang tau perasaannya yang sesungguhnya kecuali ia dan Tuhan Yang Maha Esa. Ditambah dengan berita yang beredar yang membuatku bertanya-tanya. Astaga… Itu benar-benar rumit dan sulit untuk dimengerti. Mengapa harus ia orang yang kucintai? Apakah ini semua memiliki alasan yang jelas yang dapat dijelaskan secara ilmiah dan mendasar, apa yang melatarbelakangi aku dapat mencintai seorang yang bagiku sempurna. Ia begitu baik dan sempurna bagiku. Namun entah, mengapa hati ini meminta lebih dari sekedar teman?
Aku hanya ingin merasakan indahnya mencintai dan dicintai orang yang kurasa paling indah didunia ini. Namun mengapa setiap kali aku ingin mewujudkan perasaan itu begitu sulit rasanya? Apakah ada persyaratan-persyaratan tertentu agar dapat menjadi orang yang tersayang? Tidakkah cinta itu menerima pasangannya apa adanya? Ternyata cinta tidak setulus yang pujangga ceritakan pada setiap syair-syair indahnya. Syair-syair itu hanya menjanjikan kepalsuan semata. Kemana semua kata-kata itu sekarang? Sekarang cinta sudah tak seabadi dulu. Begitu mudahnya mengucapkan kata cinta tanpa ada rasa yang sesungguhnya di hati.
Hingga aku tak mendapatkan cinta yang sesungguhnya.
Senin, 2 Maret 2009
Sesungguhnya banyak sekali hal yang sudah tak perlu kuragukan. Beradu tatap hampir di setiap saat bukanlah hal yang perlu diragukan. Selalu menanggapi setiap kata yang terucap dari bibir ini dengan baik pun tak perlu diragukan. Aku sungguh ingin mempercayai keberadaan cinta itu. Namun masih sulit menerima apabila suatu saat ia meragukan adanya cinta dihatinya, hal yang sangat ku sesali nantinya.
Tiada hal yang lebih indah saat ini kecuali menatap keindahan makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Kuasa itu. Ia begitu indah. Ia bagian dari ciptaan Tuhan. Ku tak meragukan keadilan Tuhan yang memang ia Maha Adil. Ketika hati ini berkata, “Mengapa cinta tak berpihak padaku? DIMANA LETAK KEADILAN TUHAN?” ku tak ingin berdosa dengan mengucap kata-kata itu. Pikiran optimis selalu berusaha ku tanamkan dalam diri ini. Belum saatnya. Ya, kata-kata itu lah yang membuatku untuk selalu berusaha sabar dalam pencarian cinta sejati, dan dalam mencari kebenaran cinta yang tertanam dalam diri dia.
Lagi-lagi ku berusaha agar membuat diriku tidak besar hati. Meski ingin sekali hati ini berhadapan dengan realita, namun ku selalu berusaha sedemikian rupa untuk belajar bersabar. Sabar memang sulit. Membuat hati ini bersabar bukanlah perkara yang mudah. Tidakkah seringkali dengan kata sabar yang tertanam dalam hati, akan berbuah hal yang manis dan berkesan hingga hari tua kelak? Itu yang selalu berusaha ku pikirkan. Ya, hal-hal yang positif. Meski tidak harus semua perkara akan dapat terselesaikan dengan mudah.
Meski ku slalu berusaha mencari jawaban atas segala tanya resah gundah di hatiku, tentu ku inginkan jawaban yang membuat hati ini senang dan tenang. Dengan demikian, yang kutakutkan kini adalah perbedaan yang signifikan antara impian dan realita. Begitu pedih rasanya apabila harapan tak sesuai dengan yang di hadapan. Membuat kita berpikir, adakah dosa yang membuat kita tak dapat mewujudkan impian kita ini?
Gue merasa sedikit banyak keanehan seminggu belakangan ini. Gue jadi jauuuh lebih sensitif sekarang. Bukan gara-gara gue lagi PMS, tapi perasaan gue lagi kacau kayanya. Otak gue suka blank tiba-tiba. Gue jadi super jutek, super galak (lebih galak dari biasanya). Puncaknya dengan kejadian hari jumat yang bikin gue rasanya pengen nonjok 'mereka', tapi gue keburu mati rasa. Dan efek yang lebih menyedihkan, gue jadi ngejutekin dia. Dia mungkin bingung, "Ini si Ratu kenapa lagi, galak amat?" Ini semua saling berkaitan sampe gue bingung mau kaya gimana. Dimata orang gerak-gerik gue jadi serba salah. Gue berusaha biasa, malah jatohnya jadi lebay..
Ah elah, gue jadi bingung. Sabtu kemaren gue ke sekolah dan ke inten. Perjalanan pulang gue ketiduran, sampe rumah gue kebangun dan bilang, "gue abis ngapain ya?". Otak gue jadi kacau. Ingatan jangka pendek gue blank semua, gue lupa, tadi siang pak restu ngomong apa? Gue sms orang-orang kagak ada yang bales. Gue di situasi darurat nih. Gue akhirnya milih untuk nelpon Moe dan nanya kira-kira siapa yang bisa gue tanyain ya kenalan dia di jakarta, soalnya gue ngerasa ini bener-bener parah. Dia bilang, "kakak sepupuku ada yang ngambil psikologi udah mau skripsi. Nih nomer telponya..blablabla......" akhirnya gue telpon deh kakak sepupu dia yang namanya Kak Sinta. Gue bilang aja, gue nelpon dia atas rekomendasi Moe. Gue cerita semua masalah gue dan efeknya yang aneh bin ajaib, akhirnya Kak Sinta bilang gini; Kak Sinta: kasus lo emang agak aneh, Ratu. Yang sebenernya harusnya disalahin ya temen-temen lo yang bikin perasaan lo kacau. Intinya lo kayak gitu kan untuk nutupin perasaan lo. Tapi hal-hal yang kayak gini biasanya dipendam dihati, Rat. Pesen gue lo jangan dendam aja sama mereka.
Hahaha, gue mah ga dendam sama mereka. Tapi mereka yang ga sadar kalo udah nyakitin hati orang. Back to IF I WERE MATURE ENOUGH..
Gue gak pernah ngerasa kayak waktu gue SD dulu. Dulu gue ngerasa selalu bener. Gue ngerasa apapun yang gue lakukan selalu bener. Gue ngerasa gue ga pernah salah. Dan yang jelas gue slalu optimis.
Tapi itu waktu gue kelas satu SD, 9 tahun yang lalu gue ga pernah berpikir betapa kompleksnya kehidupan pada 9 tahun yang akan datang. Dari angka 100%, selama sembilan tahun, kepercayaan diri gue turun drastis jadi tinggal 25% (bahkan cenderung lebih rendah). Gue jadi ngerasa gue tuh bukan siapa-siapa di dunia ini. Dan gue gak bisa (bahkan gak mampu) ngapa-ngapain.
Mungkin ruang lingkup adalah salah satu dari jawaban yang logis. SD jelas berbeda sama SMA. Dulu 1 + 1 = 2. Tapi sekarang, 1 + 1 = tergantung pada proses sosialisasi. Atau bahkan 1 + 1= jumlah elektron arus listrik yang mengalir pada besi yang memiliki lambang Fe dan zat Fe tersebut terdapat dalam lapisan bumi yang bukan bagian dari jaring-jaring makanan.
Dulu gue adalah orang yang ambisius, tapi sekarang gak sempat terpikir kata ambisius. Yang ada di otak gue adalah, "IPA! Lo harus masuk IPA! Lo calon dokter!"
Dulu waktu gue SMP, gue selalu ngetawain orang yang ga sempet ketawa-ketiwi sama temen-temen. Haha, tapi sekarang gue yang diketawain karena ga sempet ketawa-ketiwi. Kata siapa SMA adalah masa-masa paling bahagia? Ketawa-ketiwi taunya ga lulus UAN, SMPB, UM, SNMPTN, apalah itu namanya. Gue ga mau jadi tipe orang yang seperti itu. Gue bukannya ngedoain, tapi itulah nyatanya. Tiga tahun ini rela gue korbanin demi masa depan gue. Ga ada dalam kamus gue berleha-leha. Dan jujur aja, sejak masuk 81, kemampuan nyontek gue turun drastis jadi GA BISA NYONTEK. Mungkin karena 81 bukan cuma sekedar sekolah yang berlebel CAMBRIDGE kali ya? Perbedaan yang signifikan dari ozone. Ga perlu ditanya kenapa signifikan.
Apa yang lo rasain ketika temen lo salah paham atas kesalahan yang sebenernya ga 100% kesalahan lo? Pasti perasaan lo kalo ga sedih, pasti bete. kalo ga bete rasanya temen lo itu pengen lo sumpelin mulutnya pake cabe rawit? Kadang gue kesel deh ngeliat orang yang salah paham sok-sok nge-judge gue semau jidat mereka. Padahal rasanya gue pengen banget ngomong kenyataan yang sebenernya, tapi berhubung merekanya ga mau dengerin jadi yang ada hati gue ngomong, "mau gue sumpelin pake apa mulut lo? cabe rawit apa ee' kuda? atau muntah kucing?" Entah karena gue berasal dari tanah Sumatera, jadi kalo emosi rasanya hati gue Bagan Siapi-Api. Tapi berdasarkan tes-tes kepribadian yang ada di Facebook (yang hampir semuanya suka gue ikutin karena kata teman-teman otak gue setengah alay, bahkan menuju ke perguruan alay), sebenernya hati gue ini mellow total. Gue ini sebenernya orang cengeng tapi untuk nutupin ke-cengeng-an gue ini gue belagak galak. Gue masih demen nyetel lagu-lagu cinta. Kalo patah hati aja gue dengerin lagu-lagunya Glenn Fredly, kalo lagi jatuh cinta gue nyetel playlist di HP gue yang judulnya "fall in laugh" isinya lagu-lagunya vidi, afgan, abdul haha. Oke yang tadi mulai melenceng dari topik. Lanjut, salah paham itu dosa ga sih? Gue bingung deh. Tapi itu hal yang sangat sering terjadi dalam hidup ini. Apalagi gue. Gue ini tipe orang yang kalo ngomong walau menurut gue udah disaring, tapi tetep aja orang sering sakit hati. Padahal mereka ga ngerasa kalo gue lebih sering sakit hati dengan kata-kata mereka yang terkadang ga bisa ngejaga perasaan orang lain. Apalagi dengan yang baru-baru ini terjadi posting gue juga ikut jadi korban kesalahpahaman. Padahal seujung kelingking aja gue ga ada niat buat ngebuat orang sakit hati. Tapi mungkin kaya kata-kata di posting gue sebelumnya. Terkadang orang cuman mikir sejengkal. Kata-kata yang bisa ngejawab itu semua ya 'communication'. It is the answer of all. Gue jamin juga sih ini berhasil. Yah, kalo satu pihak doang yang pengen komunikasi berjalan lancar, tetep aja masih ada kata salah paham. Dalam hubungan antar lawan jenis juga gitu, kebanyakan salah paham pasti bikin suatu hubungan jadi ga sehat. Bawaannya pengen putuuuus aja. Heeemm. Susah.
Nah, tapi apa yang bisa diperbuat kalo salah paham itu tetep ada? Banyak orang yang gue tanyain masalah itu tapi kata-kata yang bisa bikin gue kembali positive thinking ya dari rocky (thanks ya rocky, nambah ganteng deh elo haha), "pendapat orang emang beda-beda tu. Menurut gue biasa aja. Belom tentu lo ngomong ke dua orang bersamaan, dua orang itu merespon yang sama dari omongan lo. Words don't mean, but people mean." Haduh haduh. Buat temen-temen yang ngerasa salah paham, baca aja posting gue yang ini, pasti nambah salah paham, hahahahahaha. Mungkin setidaknya bisa dapet pencerahan dari kata-kata temen ganteng gue yang sama-sama anggota band SOLARIS yang namanya ROCKY.
Hidup itu diantara benar dan salah Hidup itu sebenernya gampang tapi susah Pilihan aja cuman dua, iya atau tidak. It's just yes-no question Kalah sama pilihan anak SMA yang dari a-e.
Gue sering ngerasa takut atas apapun yang gue lakukan. Takut salah. Takut di cap jelek. Takut nggak siap dengan konsekuensi apapun yang memang seharusnya kita tanggung dalam memilih. Tapi gue bingung, kenapa hidup ini dibuat sedemikian sulitnya. Padahal pilihan cuma ada dua. Iya atau tidak. Tapi kesannya hidup ini lebih susah dari soal Fisikanya Bu Elluth yang isinya Radiasi, Kalor dan Listrik dinamis. Atau lebih susah dari soal-soalnya Bu Rina yang isinya jauh lebih kompleks dari materi yang selayaknya diajarkan. Karena memang mereka berpatok pada materi-materi CAMBRIDGE. Sebenernya gue juga bingung. Banyak juga orang yang menyimpulkan hidup ini jauh lebih mudah dibandingkan dengan hanya sekedar menghafal asmaul husna yang disuruh Pak Karya. Tapi kata Mama, "mereka yang jalannya lurus adalah orang yang belum cukup dewasa dalam mengarungi hidup ini". Emang ada benernya juga sih, orang yang hidupnya terlalu enak, biasanya bakal kaget ketika mereka dihadapkan dalam situasi yang nggak 'mereka banget'. Hidup sulit yang menuntut kedewasaan adalah hal yang sangat gue tunggu-tunggu agar cara berpikir gue matang dalam menghadapi segala hal. Banyak masalah simpel yang berujung kompleks ketika kita dituntut menjadi orang yang dewasa. Gue sering banget ngalamin hal itu. Tapi sejauh mata memandang, gue belum mendapat suatu kepuasan dari cara gue belajar menjadi dewasa. Entah cara gue yang salah atau memang teman-teman gue tertakdir jadi orang yang childish?! Gue tau, untuk dapet IPA juga susah. Butuh perjuangan. Lagi-lagi dalam berjuang dituntut sebuah kedewasaan. Menghadapi berjuta-juta spesies sifat manusia pun dibutuhkan kedewasaan. Kita memang nggak boleh larut dalam sebuah kata yang namanya pergaulan yang sebenernya sangat berbahaya. Gue punya temen yang merasa dirinya jauh dari pergaulan. Dan kenapa dia menyimpulkan kalo, "gue ikut gang biar keliatan asik, and at least, banyak orang yang mau temenan sama gue". Kenapa sih orang mikir cuman sejengkal? Bad effect dari larut dalam pergaulan? Kenapa mereka nggak bertanya aja dalam hati, "apa sih yang bikin orang ga suka dan ngejauh dari gue?". Itu sebenernya hal praktis untuk melangkah dalam kedewasaan dan hal itu gak nuntut otak lo berpikir keras. Lo cukup introspeksi diri lo, apa yang membuat jarak diantara lo dan temen-temen lo. Rasanya gue pengen ngubah otak orang-orang untuk mencoba menjadi dewasa. Tapi apa sih artinya dewasa? Emang mereka pengen jadi orang yang dewasa? They always feel that MATURE isn't cool! Bukannya kalo dari sekarang lo bisa berpikir dewasa akan memudahkan lo kedepannya ya? Sebenernya buat apa kita masuk IPA kalo diri sendiri aja gak bisa berpikir jernih dan dewasa tentang, "apa yang ngebuat gue pengen masuk IPA?".
Gue tau gue juga jauh dari kata sempurna, gue jauh dari kata dewasa. Mungkin dengan posting ini bisa membuat gue menjadi salah satu orang yang dapat berpikir dewasa. Jangan salah ya teman-teman, tanpa sisi kedewasaan kita, sampai kapanpun memiliki kemungkinan susah dapet kerjaan mau sepinter apapun otak lo.
Hmmm.. Gue jadi ngerasa kalo gue bocah cacat begitu ngeliat SB (Solaris Boy), apabanget emang dia hehe. Masa gue jadi uring-uringan kalo kangen sama dia. Padahal jadian aja belom (berharap iya hihi). Gue sampe buat playlist di hp gue dengan judul "fall in laugh".. Isi lagunya yang bikin gue jadi inget sama dia. Yang jelas pasti dia kaga engeh kalo gue meratiin dia melulu.
TAPI DASAR DIA MUNA EMANG. Ngakunya ga demen RAN, eh pas ngeliat RAN mulutnya cuap-cuap nyanyi lagu Nothing Lasts Forever hahaha. Dasar lo tukang boong. Kayanya dia takut di cap cowo yang demen lagu-lagu cinta hahaha. Padahal biasa aja kali, lagu cinta kan lagu yang paling enak. Oiya dia juga demen lagu hanya untukmu. Emang RAN lagunya mantep-mantep. Hari jumatnya gue baruu aja dengerin lagu yang judulnya Tunjukan Cintamu. Eh, Sabtunya langsung dinyanyiin. Dan gue ngerasa lagu itu ada benernya. Tapi gue cewek normal yang punya pendapat kalo cewek nunjukin perasaan depan cowok yang kita suka itu agaknya nggak etis. Gue kayanya suka sama cowo yang tepat sekarang. Dia bikin gue punya semangat. Entah itu belajar, ke sekolah, dan main musik juga. Gue ngeliat dia ngeliat ke arah gue lagi waktu gue mau pulang. Ada mama dan papa. Apakah lo tau apa yang terjadi berikutnya? Mama bilang, "oh kak, kamu suka sama yang itu? Dia lucu juga hmm". Gue langsung bilang, "ih, mama apaan sih. Gausah ikut-ikut anak muda deh haha". Baru kali ini gue sehati sama mama. Biasanya mama kalo ngomongin tentang cowo pasti mukanya langsung sepet dan langsung kabur. Sama mantan aja masih sepet. Nah ini, nyokap malah bilang, "nih kasih minuman starbucks nya. Hahaha". Dalem hati gue bilang, "ini ngapa jadi emak gue yang semangat?" haduh haduh.
Kalo nginget moment itu gue jadi senyam-senyum sendiri ini...
BAND gue, SOLARIS. kalah lomba? Ya allah, gue ngerasa sediiih banget. Siapa sangka kita kalah? Fals? Enggak. Jelek? Engga. Main berantakan? Engga. Mungkin liriknya.
Gue ngerasa gagal jadi anak band. Apalagi gue ngeliat orang yang sekarang duduk di sebelah kanana gue, Yosua. Dia bener2 kecewa, mukanya desprate banget.. Atau mungkin gue anak Indosiar dan ini disiarin di Global tv? Ga tau kenapa gue ngerasa punya salah banyak. Gue yang nyanyi, lirik jingle ditentuin dari kata2 apapun yang keluar dari mulut gue.
Jangan kecewa ya teman, gue seneng banget bisa manggung sama kalian semua,