Lista berjalan bersama sahabatnya, Chechi di sepanjang koridor dekat toilet, sekaligus akses cepat menuju kantin. Habis itu, ia sebenarnya ingin memutar arah, malas lewat kantin karena takut dituduh guru mau cabut ke kantin. Namun Chechi merengek, "Jangan lewat situ, Lista. Aku mau ke kantin dulu".
Baiklah, Lista mengikuti mau Chechi untuk lewat kantin. Sambil berjalan, Lista melihat gerombolan geng alumni duduk-duduk di bangku kantin. Mungkin mereka melepas rindu dengan nongkrong-nongkrong sambil cekakak-cekikik mengenang masa lalu. Lista melihat seorang sosok yang begitu ia kenal. Cinta pertamanya di sekolah itu. Sudah hampir satu semester mereka tidak bertemu. Sebut saja ia Ombre.Ketika Lista masih duduk di bangku kelas satu, Ombre merupakan kakak kelas yang paling tampan, bahkan termasuk idola setiap perempuan. Sebelum Lista masuk di sekolah ini, memang ia telah mengenal Ombre sebelumnya, namun frekuensi bertemu yang terlalu sering lah yang membuat Lista merasa senang pada Ombre.
Lista tampak panik dan berkata dalam hati, "Apakah tatanan rambutku sudah baik? Apakah rok ku ada cipratan air? Apakah aku tampak cantik??".
Di seberang sana terlihat Ombre merapikan tatanan rambutnya yang sekarang tampak gondrong. Lista berkata jua dalam hati, "Apakah ia melihatku, maka ia merapihkan rambutnya? Atau itu hanya refleks dari rambut yang tidak nyaman maka ia merapikan rambut?"
Lista berbisik pada Chechi, "Chii! gue deg-degan! Ada Ombre. Gimana nih?"
Namun Chechi menjawab dengan santai, "Tenang aja, santai!"
Pada saat Lista dan Chechi menyeberangi mantan kakak-kakak kelas mereka, tiba-tiba ada suara yang sangat Lista kenal berseru menyebut namanya, "Lista!" beberapa kali.
Lista tau itu suara siapa, namun ia bingung harus berekspresi seperti apa. Jadi ia berpura-pura mencari sumber suara itu. Ia melirik ke kiri dan mendapati dia, Ombre melambaikan tangannya untuk Lista.
Lista tersenyum tanpa bersuara. Ia bingung harus berkata apa. Maka ia hanya tersenyum malu-malu.
Antara Lista dan Ombre hanya melintang jarak sekitar satu setengah meter. Namun mengapa Ombre menyapa? Lista pikir Ombre telah melupakan Lista karena telah bertemu teman-teman baru di tempatnya belajar sekarang. Bahkan Lista tidak pernah berani mengkhayal bahwa Ombre masih mengingat bagaimana mereka bertemu pertama kali. Atau mungkin ketika untuk pertama kalinya Lista berani menyapa Ombre di acara sekolah. Dan dengan bodohnya Lista memuji-muji Ombre di depan pacar Ombre (Lista tidak tau bahwa perempuan yang ayu dan cantik itu adalah kekasih Ombre) lalu patah hati.
Lista tidak dapat melupakan setiap kejadian antara ia dan Ombre. Dan Lista tetap bermimpi suatu saat nanti Ombre dapat sayang padanya seperti perasaan Lista sekarang terhadap Ombre.
Lista tampak panik dan berkata dalam hati, "Apakah tatanan rambutku sudah baik? Apakah rok ku ada cipratan air? Apakah aku tampak cantik??".
Di seberang sana terlihat Ombre merapikan tatanan rambutnya yang sekarang tampak gondrong. Lista berkata jua dalam hati, "Apakah ia melihatku, maka ia merapihkan rambutnya? Atau itu hanya refleks dari rambut yang tidak nyaman maka ia merapikan rambut?"
Lista berbisik pada Chechi, "Chii! gue deg-degan! Ada Ombre. Gimana nih?"
Namun Chechi menjawab dengan santai, "Tenang aja, santai!"
Pada saat Lista dan Chechi menyeberangi mantan kakak-kakak kelas mereka, tiba-tiba ada suara yang sangat Lista kenal berseru menyebut namanya, "Lista!" beberapa kali.
Lista tau itu suara siapa, namun ia bingung harus berekspresi seperti apa. Jadi ia berpura-pura mencari sumber suara itu. Ia melirik ke kiri dan mendapati dia, Ombre melambaikan tangannya untuk Lista.
Lista tersenyum tanpa bersuara. Ia bingung harus berkata apa. Maka ia hanya tersenyum malu-malu.
Antara Lista dan Ombre hanya melintang jarak sekitar satu setengah meter. Namun mengapa Ombre menyapa? Lista pikir Ombre telah melupakan Lista karena telah bertemu teman-teman baru di tempatnya belajar sekarang. Bahkan Lista tidak pernah berani mengkhayal bahwa Ombre masih mengingat bagaimana mereka bertemu pertama kali. Atau mungkin ketika untuk pertama kalinya Lista berani menyapa Ombre di acara sekolah. Dan dengan bodohnya Lista memuji-muji Ombre di depan pacar Ombre (Lista tidak tau bahwa perempuan yang ayu dan cantik itu adalah kekasih Ombre) lalu patah hati.
Lista tidak dapat melupakan setiap kejadian antara ia dan Ombre. Dan Lista tetap bermimpi suatu saat nanti Ombre dapat sayang padanya seperti perasaan Lista sekarang terhadap Ombre.
0 comments:
Post a Comment